SELAMAT DATANG DI WEBSITE BLHD TANJAB BARAT
Bagikan:
Nilai Harga atau Nilai Ekonomi dari Sampah
Ditulis oleh: Blhd Tanjab Barat

Pada dasarnya, sampah merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Artinya, sampah memiliki nilai ekonomi jika manusia dapat mengolahnya dengan cara atau metode tertentu.

Manfaat eonomi sampah telah dirasakan oleh banyak kalangan, mulai dari pemulung, industri rumah tangga sampai industri yang lebih besar. Para pemulung mengumpulkan sampah dan menjualnya kepada agen tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Lain halnya dengan industri runah tangga, yang mengolah sampah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Mereka memanfaatkan sisa-sisa produksi yang tidak terpakai menjadi produk baru yang bernilai ekonomi.

Di negara-negara maju, pengolahan sampah dilakukan pula dengan menggunakan teknologi modern. Sampah yang sebelumnya telah dipilah, kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan. Sampah organik diolah menjadi pakan ternak, sedangkan sampah anorganik sebagian didaur ulang menjadi bahan baku industri.

Sebagai contoh, di Sydney-Australia, kemitraan swasta dan pemerintah berupaya memanfaatkan sekurang-kurangnya 175.000 ton metrik sampah kota setiap tahunnya (11 % dari keseluruhan sampah kota). Sampah yang dibuang dipilah untuk menemukan bahan yang dapat didaur ulang seperti plastik, metal, dan kaca, serta memisahkan sampah organik dari sisa makanan hingga limbah di tempat pembuangan sampah. Sampah organik yang paling mudah menguap kemudian difermentasikan untuk menghasilkan dan menyerap "biogas" metana, dan dibakar untuk menghidupi pusat pengelolaan sampah itu sendiri. Pilihan ini lebih bersih daripada membakar sampah padat, atau membiarkan biogas terlepas ke atmosfer. Sementara itu sampah organik padat dikomposkan guna menghasilkan lebih dari 30.000 metrik ton pupuk organik, yang dijual ke usaha pertanian sekitar. Secara keseluruhan, “pabrik pengelolaan yang terbaik” milik Sydney dalam pengelolaan sampah telah berhasil meminimalisir efek rumah kaca setiap tahun, nilainya setara dengan menghilangkan 50.000 mobil di jalanan. Hasilnya pun menguntungkan secara ekonomis, pemasukan material itu lebih dari 11 juta dolar AS pertahun. (National Geographic Indonesia, 2007:73)

Sumber:http://www.isroi.org,